Prof. Zainuddin Maliki, M.Si memberikan tiga pesan yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat agar bansa Indonesia menjadi bangsa yang kuat Tahun Baru Hijriah merupakan momentum yang epik untuk hijrah, untuk menjadi yang lebih baik dan terus berbenah. Tahun baru hijriah kali ini bertepatan dengan berakhirnya bulan Agustus, sebagai bulan hari kemerdekaan tentunya banyak perayaan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengenang jasa pahlawan yang sudah berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah. Sehingga tahun baru hijriah 1441 adalah hari istimewa, masyarakat menyambut dengan suka cita, berbagai macam perayaan telah dilakukan untuk menyambut datangnya tahun baru hijriah dan mengakiri bulan agustus sebagai penutup berbagai macam kegiatan perayaan kemerdekaan.
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC. IPM) Sidayu tak mau ketinggalan dengan momentum berharga ini. Menyambut datangnya tahun baru hijriah PC. IPM Sidayu mengadakan kajian Al-Islam dengan pemateri Prof. Zainuddin Maliki, M.Si di masjid KH. Ahmad Dahlan Sidayu. Prof. Zainuddin Maliki mulai melejit namanya dikalangan gressrood semenjak instruksi jihad politik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dan menjadikan beliau sebagai anggota DPR RI dari dapil Gresik-Lamongan. Selain itu kapasitas dan pengalaman beliau memang sangat pantas untuk masuk dalam gelapnya jalur pemerintahan untuk menjadi penerang dan pendobrak agar Negara Indonesia benar-benar menjadi Negara merdeka, bukan hanya Negara yang ramai akan perayaan kemerdekaan.
Kajian al-islam yang dilaksanakan pada sabtu malam (31/8) sangat ramai. Lebih dari 100 jama’ah memenuhi ruangan masjid. Prof. Zainuddin Maliki, M.Si memulai kajian dengan membuka wawasan jama’ah tentang kondisi negeri yang sebenarnya mulai mencekam dan tidak kondusif. Pemerintah yang tidak memihak umat islam dan terlihat tebang pilih dalam penangananan berbagai macam kasus. Beliau memberikan contoh pada kondisi yang saat ini sedang terjadi, disaat bendera bintang kejora milik OPM berkibar, pemerintah tidak sigap dalam menanganinya, beda halnya saat bendera tauhid dikibarkan pemerintah langsung ambil sikap dan terkesan sangat sigap dalam menangkap para “provokator” pengibar bendera tauhid tersebut. Matan rektor UMS ini menganalisis bahwa hal tersebut terjadi karena mayoritas dari pejabat pemerintah yang ada hatinya tidak terpaut pada masjid, bahkan ada yang berusaha memisahkan masjid dengan urusan Negara, padahal sangat jelas dicontohkan oleh Rasullah bahwa masjid selain menjadi tempat ibadah, juga bisa digukan sebagai pusat pembahasan pemerintahan. Karena itulah tidak ada kesamaan frequensi antara rakyat dan pemerintah. Hal itulah yang menjadikan beliau memberanikan diri untuk masuk dalam gelapnya dunia politik bangsa. bukan ikut andil memporak-porandakan negeri, tapi dengan niat tulus dan ikhlas memperbaiki kondisi negeri.
Dalam kesempatan yang luar biasa ini, pada momen yang sangat pantas dihadapaan lebih dari 100 jama’ah Prof. Zainuddin Maliki, M.Si memberikan tiga pesan yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat agar bansa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, tiga hal tersebut adalah:
1. Perbaiki kualitas iman dan taqwa
2. Berpikir progressif, berusaha untuk memperbaiki kesalahan dan berusaha lebih baik
3. Hidup dengan akhlaq yang baik
Semoga tiga pesan tersebut dapat dilakukan oleh jama’ah kajian al-islam dan mengubah kondisi bangsa step by step snegeri ini mejadi negeri yang baldatun thoyibatun wa rabbun ghafur. (AAM)
*) Penulis adalah ketua PC. Pemuda Muhammadiyah Sidayu
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC. IPM) Sidayu tak mau ketinggalan dengan momentum berharga ini. Menyambut datangnya tahun baru hijriah PC. IPM Sidayu mengadakan kajian Al-Islam dengan pemateri Prof. Zainuddin Maliki, M.Si di masjid KH. Ahmad Dahlan Sidayu. Prof. Zainuddin Maliki mulai melejit namanya dikalangan gressrood semenjak instruksi jihad politik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dan menjadikan beliau sebagai anggota DPR RI dari dapil Gresik-Lamongan. Selain itu kapasitas dan pengalaman beliau memang sangat pantas untuk masuk dalam gelapnya jalur pemerintahan untuk menjadi penerang dan pendobrak agar Negara Indonesia benar-benar menjadi Negara merdeka, bukan hanya Negara yang ramai akan perayaan kemerdekaan.
Kajian al-islam yang dilaksanakan pada sabtu malam (31/8) sangat ramai. Lebih dari 100 jama’ah memenuhi ruangan masjid. Prof. Zainuddin Maliki, M.Si memulai kajian dengan membuka wawasan jama’ah tentang kondisi negeri yang sebenarnya mulai mencekam dan tidak kondusif. Pemerintah yang tidak memihak umat islam dan terlihat tebang pilih dalam penangananan berbagai macam kasus. Beliau memberikan contoh pada kondisi yang saat ini sedang terjadi, disaat bendera bintang kejora milik OPM berkibar, pemerintah tidak sigap dalam menanganinya, beda halnya saat bendera tauhid dikibarkan pemerintah langsung ambil sikap dan terkesan sangat sigap dalam menangkap para “provokator” pengibar bendera tauhid tersebut. Matan rektor UMS ini menganalisis bahwa hal tersebut terjadi karena mayoritas dari pejabat pemerintah yang ada hatinya tidak terpaut pada masjid, bahkan ada yang berusaha memisahkan masjid dengan urusan Negara, padahal sangat jelas dicontohkan oleh Rasullah bahwa masjid selain menjadi tempat ibadah, juga bisa digukan sebagai pusat pembahasan pemerintahan. Karena itulah tidak ada kesamaan frequensi antara rakyat dan pemerintah. Hal itulah yang menjadikan beliau memberanikan diri untuk masuk dalam gelapnya dunia politik bangsa. bukan ikut andil memporak-porandakan negeri, tapi dengan niat tulus dan ikhlas memperbaiki kondisi negeri.
Dalam kesempatan yang luar biasa ini, pada momen yang sangat pantas dihadapaan lebih dari 100 jama’ah Prof. Zainuddin Maliki, M.Si memberikan tiga pesan yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat agar bansa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, tiga hal tersebut adalah:
1. Perbaiki kualitas iman dan taqwa
2. Berpikir progressif, berusaha untuk memperbaiki kesalahan dan berusaha lebih baik
3. Hidup dengan akhlaq yang baik
Semoga tiga pesan tersebut dapat dilakukan oleh jama’ah kajian al-islam dan mengubah kondisi bangsa step by step snegeri ini mejadi negeri yang baldatun thoyibatun wa rabbun ghafur. (AAM)
*) Penulis adalah ketua PC. Pemuda Muhammadiyah Sidayu







Tidak ada komentar:
Posting Komentar