Sabtu pagi, 14 Desember 2024, suasana Lantai 4 Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Gresik dipenuhi semangat dan antusiasme luar biasa dari ratusan kader Pemuda Muhammadiyah. Mereka datang dari berbagai wilayah di Kabupaten Gresik dan Lamongan untuk mengikuti Konsolidasi 600 Kader Pemuda Muhammadiyah, sebuah agenda strategis yang mempererat hubungan antara organisasi dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah.
Acara dibuka dengan simbolis penyerahan pakaian kerja lapangan, menciptakan momen penuh kebersamaan yang menggambarkan komitmen kuat para kader untuk membawa perubahan positif di Jawa Timur. Dalam suasana yang hangat dan penuh optimisme, semangat pemuda untuk berkontribusi dalam membangun daerah tampak begitu nyata.
Dengan tema “Peran Serta Organisasi dalam Upaya Mewujudkan Jawa Timur Bersatu Bersama untuk Maju”, acara ini bukan hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga titik temu gagasan dan inspirasi. Dua pembicara ahli hadir untuk membakar semangat peserta: Abdullah Sidiq Notonegoro, dosen Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), dan Moh. Amri Mukhtarifin, ASN SMKN 1 Brondong sekaligus guru penggerak dari Lamongan.
Sesi pertama dibuka oleh Abdullah Sidiq Notonegoro yang menegaskan peran pemuda sebagai motor perubahan. Dengan suara penuh keyakinan, ia menyampaikan, “Pemuda adalah jantung peradaban dan perubahan dalam membangun zaman.”
Ia menguraikan tiga prinsip utama yang harus dimiliki pemuda: agen perubahan, pembangunan, dan pembaharuan. Kreativitas dan inovasi, menurutnya, adalah kunci untuk menciptakan solusi berdampak positif bagi masyarakat. Pesan ini memantik semangat peserta untuk terus berkontribusi aktif di daerah masing-masing.
Pada sesi kedua, Moh. Amri Mukhtarifin menyoroti pentingnya sinergi antara organisasi dan pemerintah dalam mendorong kebijakan yang berpihak pada rakyat. “Jangan sampai organisasi kita anti-pemerintah. Jika pemerintah salah langkah, siapa lagi yang akan mengkritisi kebijakan mereka kalau bukan kita?” ujarnya dengan tegas.
Ia juga memaparkan empat tantangan utama yang dihadapi pemuda saat ini, diantaranya kesenjangan sosial-ekonomi, keterbatasan sumber daya, persaingan global, dan transformasi digital. Sebagai solusi, ia menekankan pentingnya kolaborasi, pembangunan berkelanjutan, dan pemanfaatan teknologi.
Acara ini menjadi lebih dari sekadar konsolidasi, ia adalah awal dari sinergi besar antara Pemuda Muhammadiyah Gresik-Lamongan dan Pemerintah Jawa Timur. Dalam langkah kecil ini, ada keyakinan bahwa perubahan besar akan terwujud untuk masa depan Jawa Timur yang bersatu dan maju.
Dengan semangat kebersamaan, para kader membawa pulang inspirasi, visi, dan misi baru untuk menjadikan pemuda sebagai penggerak utama perubahan di daerah mereka. (Azhar)












